
Peranan Sarjana Katolik dalam Merajut Kebhinekaan
20 November 2021
“Seorang Sarjana Katolik harus memiliki dasar yang kuat dalam nilai-nilai Katolik saat terjun dalam masyarakat” demikian ungkap Maria Goretty di temu Alumni STAKatN Pontianak, 12-14 November 2021. Tokoh Perempuan Katolik yang saat ini menjabat sebagai DPD-RI Kalbar untuk ke empat kalinya, diundang untuk memberikan penguatan akademik bagi para alumnus.
Alumni STAKatN Pontianak pada umumnya menjadi katekis di berbagai daerah. Menurut Maria, katekis itu selalu dipandang oleh umat sebagai tokoh lokal. Mereka identik dengan pengetahuan keagamaan yang mendalam dan teladan dalam beriman. Akan tetapi, ketokohan ini harus dipahami sebagai panggilan yang diterima oleh katekis yaitu panggilan untuk melayani. Artinya, mereka yang terpilih menjadi katekis mememilik tanggung jawab untuk menghadirkan diri secara untuk melanani umat, melayani masyarakat.
Panggilan yang diterima oleh alumni ini menjadi semakin penting dalam konteks persoalan nasional yang sedang kita hadapi. Mengutip perkataan Bung Karno, “Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, namun perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri", Maria menjelaskan bahwa bangsa Indonesia sedang menghadapi persoalan. Ada banyak piihak yang mencoba menggerogoti nilai-nilai Pancasila: keyakinan pada Tuhan, kemanusian, persatuan dalam keragaman, musyawarah mufakat dan keadilan sosial. Para alumnus harus siap untuk terjun meresponnya baik secara komunal maupun individual.
Agar alumni siap, Maria memberikan point penting. Point pertama, alumni harus kuat dalam kekatolikan. Kuat dalam kekatolikan artinya menghidupi nilai-nilai kekatolikan secara kuat. Nilai ini harus menjadi semangat dasar bagi alumni dalam tindakan dan laku mereka. Kedua, alumni harus siap masuk dalam isu-isu nasional. Sikap diam dan cuek terhadap persoalan di masyarakat bukanlah ciri khas seorang sarjana Katolik, melainkan aktif memberikan diri untuk mewujudkan masyarakat yang lebih baik. Ketiga, memaknai kebinekaan sebagai anugerah. Keragaman adalah Identitas otentik negara Indonesia. Alumni dipanggil untuk senantiasa merefleksikan fakta ini. Keempat, membangun generasi katolik sejati yang jujur, berjiwa kerja dan selalu siap melayani. Kelima, siap dibenci demi nilai-nilai ajaran katolik.
Penulis: Subandri Simbolon